![]() |
| (ilustrasi crimping kabel LAN) |
Dunia Teknologi Informasi itu sangat luas. Terkadang, kita dituntut untuk menguasai hal-hal paling mendasar yang bersifat fisik, seperti memastikan sebuah kabel terhubung dengan sempurna. Namun di saat lain, kita diajak terbang tinggi menjelajahi konsep paling canggih, seperti kecerdasan buatan. Hari ini, saya merasakan kedua dunia itu dalam satu hari yang luar biasa.
Fondasi Pagi: Rutinitas yang Menguatkan
Hari dimulai seperti biasa, dengan fondasi disiplin yang kokoh. Bangun pukul 05.00, menunaikan Shalat Subuh pukul 05.20, lalu bersiap hingga 06.20. Energi pagi ini disponsori oleh sebungkus nasi uduk dan teh hangat pada 06.25, cukup untuk membekali perjalanan di atas kuda besi saya. Pukul 07.00, saya meluncur menuju kampus ISTN dan tiba dengan selamat pada 07.40.
Di Labkom, kami memulai hari pada pukul 08.00 dengan "Kurvey Pagi". Membersihkan ruang kerja hingga 08.30 bukan hanya soal kebersihan, tapi soal menyiapkan mental untuk fokus dan teratur dalam bekerja.
![]() |
| (foto saya sedang kurvey pagi) |
Dunia Fisik: Seni Menjinakkan Kabel LAN
Pukul 08.30, kami diperkenalkan pada sebuah keahlian fundamental dalam dunia jaringan: Crimping Kabel LAN. Ini adalah seni menyatukan kabel dengan konektor RJ-45 secara presisi. Tapi sebelum bercerita tentang perjuangan saya, mari kita bedah dulu apa itu crimping.
Materi Singkat: Memahami Crimping Kabel LAN
Apa itu Crimping Kabel LAN?
Crimping adalah proses pemasangan konektor (biasanya RJ-45) ke ujung kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) atau kabel LAN. Proses ini menggunakan alat khusus bernama crimping tool untuk "menjepit" pin-pin konektor agar menancap dengan sempurna pada serabut kabel tembaga di dalamnya, sehingga koneksi data bisa terjalin.
Fungsinya untuk Apa?
Fungsi utamanya adalah untuk membuat kabel jaringan dengan panjang sesuai kebutuhan dan tipe koneksi yang diinginkan. Ada dua tipe urutan kabel yang paling umum:
Straight-Through (Lurus): Digunakan untuk menghubungkan perangkat yang berbeda jenis (misalnya, Komputer ke Switch/Hub).
Cross-Over (Silang): Digunakan untuk menghubungkan perangkat yang sejenis (misalnya, Komputer ke Komputer atau Switch ke Switch).
Alat-Alat Tempur:
![]() |
| (foto alat alat yang digunakan) |
![]() |
| (foto alat alat yang digunakan) |
Kabel UTP: Kabel yang berisi 8 helai kabel kecil berwarna-warni.
Konektor RJ-45: Kepala konektor transparan tempat kabel dimasukkan.
Crimping Tool: Alat utama yang berbentuk seperti tang untuk menjepit konektor.
LAN Tester: Alat untuk menguji apakah kabel yang sudah di-crimping berfungsi dengan baik.
Gunting/Cutter: Biasanya sudah ada di crimping tool untuk memotong dan mengupas kulit kabel.
Cara Meng-crimping (Singkat):
Kupas kulit luar kabel UTP sekitar 2 cm.
Pisahkan dan luruskan 8 kabel kecil di dalamnya.
Susun kabel sesuai urutan warnanya (berbeda untuk Straight dan Cross).
Ratakan ujung kabel dengan memotongnya menggunakan cutter pada crimping tool.
Masukkan kabel yang sudah tersusun rapi ke dalam konektor RJ-45 hingga mentok.
Masukkan konektor ke lubang crimping tool, lalu tekan dengan kuat hingga terdengar bunyi "klik".
Uji hasilnya menggunakan LAN Tester.
Setelah materi singkat, kami pun langsung praktik. Namanya juga percobaan pertama, pasti ada trial and error. Beberapa kali LAN tester menunjukkan lampu yang tidak menyala berurutan, menandakan ada kabel yang salah posisi. Dengan sabar, kami memotong dan mengulanginya. Kami mulai dengan membuat kabel Cross, dan setelah beberapa kali gagal, akhirnya berhasil! Kepuasan melihat 8 lampu di LAN tester menyala berurutan dengan sempurna itu luar biasa. Setelah itu, kami lanjut membuat kabel Straight yang ternyata lebih mudah.
![]() | |
|
![]() | |
|
![]() | |
|
![]() |
| (foto pelaksanaan proses crimping) |
Jeda Siang: Mengisi Ulang Energi di Tepi Danau
Pukul 12.00, kami istirahat. Kami menyantap bekal di tepi danau yang sejuk, mengistirahatkan tangan yang sedikit pegal dan pikiran yang fokus pada urutan warna. Setelah makan, kami bergegas menunaikan ibadah Shalat Dzuhur.
Lompatan Kuantum: Menyelami Dunia Kecerdasan Buatan
Pukul 13.00, kami kembali ke Labkom dengan ekspektasi akan melanjutkan praktik jaringan. Namun, sebuah kejutan menanti. Kami diminta untuk segera bergabung dalam sebuah workshop bertajuk "Membuat AI dari Nol" yang diselenggarakan oleh AICO (AI Community) di auditorium kampus.
Tanpa pikir panjang, kami langsung berangkat. Suasananya sangat berbeda. Jika pagi tadi jariku bermain dengan kabel tembaga, kini jariku menari di atas keyboard mengikuti instruksi untuk membuat AI sederhana menggunakan Google Colab. Kami diajarkan konsep dasar Machine Learning dan mencoba membuat model sederhana. Ini adalah lompatan kuantum—dari lapisan fisik jaringan ke lapisan tertinggi kecerdasan buatan.
Acara tersebut sangat menarik dan kami mengikutinya dengan saksama hingga tak terasa waktu berlalu. Saat kami melirik jam, ternyata sudah lewat dari pukul 16.00, jam pulang kami. Dengan sopan, kami pun berdiri dan meninggalkan auditorium untuk pulang, karena tugas kami sebagai anak PKL hari itu telah usai.
Pulang dengan Dua Wawasan Baru
Hari ini benar-benar membuka mata. Saya belajar bahwa dunia IT menuntut kita untuk terampil dalam hal-hal mendasar yang membutuhkan ketelitian tangan, sekaligus harus mampu berpikir abstrak untuk memahami teknologi masa depan seperti AI. Pulang ke rumah, saya tidak hanya membawa lelah, tapi juga membawa dua wawasan baru dari dua dunia yang sangat berbeda.







.jpeg)

0 Komentar