![]() |
| (ilustrasi python) |
Praktik Kerja Lapangan (PKL) selalu penuh kejutan. Ada hari di mana kita fokus pada keterampilan fisik, ada hari lain kita menjelajahi dunia virtual. Namun, hari ini adalah sesuatu yang sama sekali baru. Hari ini, saya dan teman-teman tidak hanya belajar sebuah materi, tapi kami ditantang untuk merangkum ilmu itu dan menjadi penulis sebuah buku panduan. Sebuah perjalanan dari memahami kode menjadi merangkai kata.
Fondasi Pagi: Rutinitas Sebelum Menjadi Penulis
Hari yang menuntut fokus tinggi ini dimulai dengan fondasi disiplin yang sama. Saya bangun pukul 05.00, menunaikan Shalat Subuh pada 05.20, lalu mandi dan bersiap hingga 06.20. Pada 06.25, sarapan andalan—nasi uduk dan teh hangat—menjadi bahan bakar untuk otak yang akan bekerja keras. Tepat pukul 07.00, saya meluncur dengan motor menuju kampus ISTN, dan tiba dengan selamat pada 07.40.
Aktivitas di Labkom dimulai pukul 08.00 dengan "Kurvey Pagi". Kami membersihkan ruang kerja hingga 08.30, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk sebuah sesi kerja yang panjang dan mendalam.
Membongkar Rahasia Piksel dengan Python
Pukul 08.30, sesi pembelajaran dimulai. Materi kami hari ini sangat menarik: Python untuk Image Processing. Menggunakan Google Colab sebagai media, kami diajarkan bagaimana "memerintahkan" komputer untuk memanipulasi gambar. Kami belajar dasar-dasarnya, seperti mengubah gambar berwarna menjadi grayscale, memotong (crop), dan mengubah ukuran (resize) hanya dengan beberapa baris kode. Sungguh menakjubkan melihat betapa kuatnya Python dalam mengolah data visual.
Misi Utama: Menyusun Kitab Panduan Digital
Setelah kami memahami dasar-dasar logikanya, tugas utama pun diberikan. Bukan sekadar latihan kecil, tapi sebuah proyek besar: kami diminta untuk membuat buku panduan berjudul "Image Processing dengan Menggunakan Python."
![]() |
| (gambar sampul buku yang saya susun) |
Kami sadar, menyusun sebuah buku adalah pekerjaan yang memakan waktu dan butuh persiapan materi yang matang. Untungnya, pembimbing kami memberikan kelonggaran. Kami diizinkan menggunakan referensi dari jurnal-jurnal online dan bahkan boleh memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk merapikan bahasa atau mencari ide struktur. Ini adalah simulasi dunia kerja modern yang sesungguhnya, di mana kemampuan riset dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci.
Dengan sistematis, kami mulai menyusun bab per bab. Namun, hingga jam menunjukkan pukul 12.00, kami baru berhasil menyelesaikan 5 bab dari total 10 bab yang direncanakan.
Jeda singkat untuk Mengisi Ulang Inspirasi
Tepat tengah hari, kami menghentikan semua aktivitas menulis. Waktunya istirahat. Kami berjalan ke tepi danau untuk menyantap bekal makan siang, memberikan jeda bagi otak yang sejak pagi dipaksa berpikir keras. Setelah selesai, kami bergegas ke masjid terdekat untuk menunaikan ibadah Shalat dzuhur berjamaah, sebuah momen untuk menenangkan jiwa sebelum kembali ke "medan perang".
Paruh Kedua: Mengejar Target dan Meraih Kemenangan
Pukul 13.00, dengan energi dan semangat yang terisi kembali, kami langsung kembali ke Labkom. Misi kami jelas: menyelesaikan 5 bab tersisa dari buku panduan. Paruh kedua hari itu terasa seperti sebuah sprint. Jari-jari kami menari di atas keyboard, merangkai penjelasan, menyisipkan contoh kode, dan memastikan setiap bab mudah dipahami.
Memang memakan waktu yang sangat panjang dan butuh fokus penuh. Tapi, dengan kerja sama tim dan alur kerja yang efisien, kami berhasil! Tepat sebelum jam pulang, buku panduan digital kami yang terdiri dari 10 bab itu akhirnya selesai. Rasa lelah seketika terbayar lunas oleh rasa bangga dan lega.
Jam pun menunjukkan pukul 16.00. Waktunya pulang. Kami membereskan semua peralatan, menyimpan hasil kerja kami, dan bersiap meninggalkan lab. Hari ini, kami pulang bukan hanya sebagai siswa PKL, tapi juga sebagai penulis. Sebuah pengalaman yang tak ternilai harganya.



0 Komentar