Sehari Jadi Event Planner Digital
Amunisi Pagi: Nasi Uduk & Semangat Baja (05.00 - 07.40)
Jam loceng berbunyi pukul 05.00. Di tengah heningnya pagi, aku memulai hariku dengan Shalat Subuh pada 05.20, sebuah ritual wajib untuk mengisi daya spiritual sebelum daya intelektual diuji. Setelah mandi dan bersiap hingga pukul 06.20, amunisi utama untuk perut pun disiapkan. Pukul 06.25, sebungkus nasi uduk hangat dan secangkir teh manis menjadi sumber energi yang sempurna.
Pukul 07.00, deru mesin motor menjadi musik pengiring perjalananku menembus jalanan pagi. Aku tiba di kampus ISTN pada 07.40, memarkirkan kuda besiku, dan melangkah masuk ke lab dengan semangat yang sudah terisi penuh.
Pondasi Dibangun: Logika di Balik Formulir (08.00 - 11.00)
Seperti biasa, hari kerja dimulai pukul 08.00 dengan "Kurvey Pagi". Kami membersihkan arena kerja kami hingga pukul 08.30, karena kami percaya, lingkungan yang rapi adalah awal dari pekerjaan yang rapi.
![]() |
| (foto saya melaksanakan piket) |
Misi pertama hari ini bersifat teknis dan terstruktur. Pukul 08.30, kami ditugaskan untuk membuat "gerbang masuk" webinar: sebuah Google Form pendaftaran. Ini mungkin terdengar sederhana, tapi setiap detailnya penting.
![]() |
| (foto form yang saya kerjakan) |
Setiap kolom pertanyaan harus jelas, setiap pilihan harus logis. Kami merancangnya dengan teliti, memastikan alurnya mulus bagi calon peserta. Tepat pukul 11.00, pondasi digital untuk webinar kami pun kokoh berdiri.
Dinding Buntu Kreativitas & Jeda Strategis (11.00 - 13.00)
Setelah pondasi selesai, kami beralih ke misi kedua yang jauh berbeda: membuat brosur digital untuk memasarkan webinar tersebut. Di sinilah tantangan dimulai. Di hadapan kanvas desain yang kosong, tiba-tiba otak yang tadinya terstruktur rapi seakan membeku. Mencari ide yang "menjual" dan menarik ternyata jauh lebih sulit dari yang dibayangkan.
Melihat waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan ide tak kunjung datang, kami memutuskan untuk mengambil jeda strategis. Ini bukan sekadar istirahat makan siang, ini adalah misi untuk "me-reboot" otak. Kami makan siang, menunaikan ibadah Shalat Dzuhur, dan sejenak melepaskan diri dari tekanan layar monitor.
Eksekusi & Distribusi: Ide Menjadi Aksi (13.00 - 16.00)
Dan benar saja, strategi itu berhasil. Kembali ke lab pukul 13.00 dengan perut terisi dan hati tenang, ide-ide mulai mengalir deras. Warna, font, dan gambar yang tadinya kabur di pikiran, kini mulai terbentuk jelas di layar. Kami merancang brosur yang tidak hanya informatif, tapi juga "berteriak" ajakan untuk bergabung.
![]() |
| (foto akhir desain yang saya kerjakan) |
Setelah desain final disetujui, pekerjaan kami belum selesai. Bagian paling mendebarkan pun tiba: distribusi. Kami mulai membagikan brosur digital itu ke berbagai grup, media sosial, dan kontak personal. Melihat karya kami tersebar dan mulai mendapatkan respons adalah perasaan yang luar biasa. Kami tidak hanya membuat desain, kami menyebarkan sebuah undangan ke seluruh dunia digital.
Pukul 16.00, jam kerja berakhir. Kami mematikan komputer, membereskan semua peralatan, dan bersiap pulang. Hari ini aku belajar sesuatu yang penting: sebuah acara yang hebat membutuhkan dua hal. Pertama, pondasi teknis yang kuat. Kedua, undangan kreatif yang tak bisa ditolak. Dan hari ini, kami berhasil melakukan keduanya.

.jpeg)


0 Komentar